Saat kaki berjalan dengan kacau
Semua terasa luka bagai disayat sembilu
Hampa sangat hampa tanpa seorang sahabat
Laksana terkubur lumpur yang hebat

Bila mata menatap disekeliling waktu
Terlihat patung yang terdiam kaku
Tak ada yang mau berjabat
Semua diam tampa hajat

Andaikan raga bisa memberontak
Walau setes air akan diteguk
Demi hilangkan rasa suka cita
Menghapuskan raga yang dilanda duka

Jatuh berderai air mata anak pegembara
Demi menghacurkan emosi yang bergelora
Melumpuhkan kebodohan yang tak bertuan
Meski itu tak semudah mebalikan telapak tangan

Begitu jauh dengan kedamain
Kebahagian pun berjalan jauh dengan kesombongan
Meski masih sakit untuk menerima
Begitulah nasib anak pengembara